[tps_title][/tps_title]
Tepat dua minggu setelah terjadi longsor Palasari, masyarakat, aparat setempat, TNI, BPBD, dan tim SAR bergotong royong mencari korban dan memperbaiki aliran sungai. Luasnya longsor, banyaknya puing, dan volume bongkahan tanah yang tinggi membuat upaya perbaikan mengalami kesulitan. Hingga batas waktu pelaksanaan, korban belum dapat ditemukan dan perbaikan saluran belum juga usai.
Entis selaku ketua RT/RW 01/02 kampung Palasari Desa Santanamekar pada Jumat 13/3 mengatakan bahwa upaya pencarian korban longsor dan gotong royong perbaikan sudah dilakukan selama dua minggu.
‘’Kegiatan gotong royong disini alhamdulillah persatuannya serempak. Sudah dua minggu lamanya selalu banyak. Para pejabat, tim sar, TNI dan maysarakat,’’ penjelasan Entis di tempat kejadian.
Longsor Palasari panjangnya sekitar 1 km dan bermula dari Peundeuysari. Dampak yang ditimbulkan dari longsor tersebut membuat aliran sungai terhambat sehingga masyarakat terkendala masalah air. Selain itu, longsor pun menyebabkan jatuhnya satu korban ajengan Didi yang sampai hari ini belum dapat ditemukan.
Meski batas waktu pencarian dan perbaikan telah berakhir, Entis masih berharap jasad korban ajengan Didi dapat ditemukan dan kegiatan gotong royong memperbaiki saluran irigasi tetap dapat berjalan sampai benar-benar air mengalir seperti biasa.
“Keinginannya supaya aliran sungai dapat mengalir seperti biasa dan almarhum ajengan Didi dapat ditemukan,’’ harap Entis.
Entis pun menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati ketika mencari air.
‘’Himbauan diberikan pengarahan, kalau mencari air kalau hujan, masyarakat kalau mau mencari air bicara pada keluarga jangan sendiri. Ke depan supaya berhati-hati,’’ ucap Entis.
Kegiatan pencarian korban dan gotong royong perbaikan saluran irigasi dilakukan masyarakat Palasari dari RT 1 dan RT 4 desa Santanamekar Kecamatan Cisayong serta RT 11 desa Indrajaya Kecamatan Sukaratu.
Reporter : Iman Rohiman
(KIM Galunggung Info)